Monday, April 18, 2011

Sejarah Yahudi di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Yahudi di Indonesia
berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Yahudi,[1] yang kebanyakan merupakan Yahudi Sephardi.

Daftar isi

  • 1 Sejarah
  • 2 Populasi
    • 2.1 Asimilasi dan perubahan populasi
  • 3 Keturunan Yahudi Indonesia
  • 4 Referensi
  • 5 Pranala luar

Sejarah

Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.

Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika Pendudukan Jepang di Indonesia dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.

Pada akhir 1960-an, ia telah memperkirakan bahwa ada 20 orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan lain-lain tinggal di Manado.

Populasi

Populasi total Yahudi Indonesia menurut Kongres Yahudi Sedunia [2] diperkirakan berjumlah 20 orang.

Asimilasi dan perubahan populasi

Karakteristik sosial dan budaya yang sama dari Indonesia yang difasilitasi ekonomi luar biasa, politik, dan keberhasilan sosial dari komunitas Yahudi Indonesia juga memberikan kontribusi untuk asimilasi.

Perkawinan silang antar suku meningkat dari kira-kira 55% pada 1944 menjadi sekitar 90% - 99% pada tahun 2004. Pasangan kawin silang tersebut membesarkan anak-anak mereka dengan pendidikan agama setempat. Namun, jauh dari kebuadayaan keluarga kawin silang untuk membesarkan anak-anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.

Untuk identitas, isu-isu pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP. Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang agama. Indonesia hanya mengakui enam agama: Islam, Protestan, Roma Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu. Agama Yahudi dan agama lain tidak diakui oleh pemerintah Indonesia.

Keturunan Yahudi Indonesia

Beberapa tokoh berdarah Yahudi Indonesia di antaranya adalah
  1. Marini Sardi, artis
  2. Yapto Suryosumarno, politikus; tokoh pemuda
  3. Larasati Suryokumoro, pengusaha ternama
  4. Nafa Urbach, artis
  5. Cornelia Agatha, artis
  6. Xaviera Hollander, penulis, bintang erotika, pengusaha
  7. Ahmad Dhani, musisi
  8. Rabbi Yaakov Baruch, satu-satunya Rabi di Indonesia
  9. Tukul Arwana, komedian

Referensi

  1. ^ The Jewish Virtual Library - Indonesia
  2. ^ Jumlah Kongres Yahudi Dunia