Orang Yahudi • Agama Yahudi |
Etimologi · Budaya |
Yudaisme • Prinsip-prinsip dasar |
Hari raya · Doa · Tanakh · Halakha Talmud · Mitzvot (Daftar) · Kebiasaan |
Pembagian etnis Yahudi |
Ashkenazi · Sefardim · Mizrahi |
Penduduk Yahudi (Daftar) |
Israel · AS · Rusia/Uni Soviet · Spanyol Kanada · Jerman · Perancis · Britania Raya Amerika Latin · Polandia · Negara-negara Muslim Yahudi terkenal menurut negara · Daftar |
Denominasi Yahudi |
Ortodoks · Konservatif · Reformasi Rekonstruksionis · Liberal · Karait · Alt. |
Bahasa Yahudi |
Ibrani · Yiddish · Ladino · Dzhidi Yudeo-Aram · Yudeo-Arab |
Gerakan politik Yahudi |
Zionisme: (Buruh / Umum / Revisionis) Garis waktu · Bund · Kibbutz |
Sejarah • Garis waktu • Pemimpin |
Kuno · Bait Suci · Pembuangan Babel Yerusalem: (Dalam Yudaisme · Garis waktu) Hasmonea · Sanhedrin · Skisma Perang Yahudi-Romawi · Farisi Diaspora · Abad Pertengahan · Di bawah Islam Haskalah · Hasidisme · Emansipasi Aliyah · Shoah · Israel Modern · Konflik |
Penganiayaan orang Yahudi |
Anti-Semitisme: (Sejarah / "Baru") |
Yahudi di Indonesia berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Yahudi,[1] yang kebanyakan merupakan Yahudi Sephardi.
Daftar isi
|
Sejarah
Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika Pendudukan Jepang di Indonesia dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.
Pada akhir 1960-an, ia telah memperkirakan bahwa ada 20 orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan lain-lain tinggal di Manado.
Populasi
Populasi total Yahudi Indonesia menurut Kongres Yahudi Sedunia [2] diperkirakan berjumlah 20 orang.
Asimilasi dan perubahan populasi
Karakteristik sosial dan budaya yang sama dari Indonesia yang difasilitasi ekonomi luar biasa, politik, dan keberhasilan sosial dari komunitas Yahudi Indonesia juga memberikan kontribusi untuk asimilasi.
Perkawinan silang antar suku meningkat dari kira-kira 55% pada 1944 menjadi sekitar 90% - 99% pada tahun 2004. Pasangan kawin silang tersebut membesarkan anak-anak mereka dengan pendidikan agama setempat. Namun, jauh dari kebuadayaan keluarga kawin silang untuk membesarkan anak-anak mereka hanya dari budaya Indonesia saja.
Untuk identitas, isu-isu pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP. Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang agama. Indonesia hanya mengakui enam agama: Islam, Protestan, Roma Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu. Agama Yahudi dan agama lain tidak diakui oleh pemerintah Indonesia.
Keturunan Yahudi Indonesia
Beberapa tokoh berdarah Yahudi Indonesia di antaranya adalah- Marini Sardi, artis
- Yapto Suryosumarno, politikus; tokoh pemuda
- Larasati Suryokumoro, pengusaha ternama
- Nafa Urbach, artis
- Cornelia Agatha, artis
- Xaviera Hollander, penulis, bintang erotika, pengusaha
- Ahmad Dhani, musisi
- Rabbi Yaakov Baruch, satu-satunya Rabi di Indonesia
- Tukul Arwana, komedian
Referensi
- ^ The Jewish Virtual Library - Indonesia
- ^ Jumlah Kongres Yahudi Dunia